Uga Wangsit Siliwangi

Terjemahan Bebas Uga Wangsit Siliwangi

Prabu Siliwangi berpesan pada warga Padjadjaran yang ikut mundur pada waktu beliau sebelum menghilang."Perjalanan kita hanya sampai disini hari ini, walaupun kalian semua setia padaku, tapi aku tidakboleh membawa kalian dalam masalah ini, membuat kalian susah, ikut merasakan miskin dan lapar. Kalian boleh memilih untuk hidup kedepan nanti, agar besok lusa, kalian hidup senang kaya raya dan bisa mendirikan lagi Padjadjaran. Bukan Padjadjaran saat ini tapi Padjadjaran yang baru yang berdiri oleh perjalanan waktu. Aku tidak melarang, sebab untuk ku, tidak pantas jadi raja yang rakyatnya lapar dan miskin"
Dengarkan, kalian yang di timur harus tahu. Kekuasaan akan turut dengan kalian, dan keturunan kalian nanti yang akan memerintah saudara kalian dan orang lain. Tapi kalian harus ingat, nanti mereka akan memerintah dengan semena-mena. Akan ada pembalasan untuk semua itu. Silahkan pergi.



Kalian yang di sebelah barat, carilah Ki Santang, Sebab nanti kekturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, kesaudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya semua keturunan kalian di panggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawene. Jangan sampai berlebihan, sebeb nanti telaga akan banjit. Silahkan pergi dan ingat jang menoleh kebelakang.

Kalian yang di sebelah utara, dengarkan. Kota takkan pernah kalian datangi, yang kalian temui hanya padang yang perlu diolah. Keturunan kalian kebanyakan akan menjadi rakyat biasa. Adapun yang menjadi penguasa tetap tidak mempunyai kekuasaan. Suatu hari nanti akan kedatangan tamu, banyak tamu dari jauh, tapi tamu yang menyusahkan. Waspadalah!

Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu san saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat, apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya. Mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian. Semenjak hari ini, Padjadjaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilangnegaranya, Padjadjaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak. Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong dan bahkan berlebihan kalau bicara.

Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimoin Pengganti. Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala. Rumahnya di belakan sungai, pintunya sangat setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi  sejarah/ kejadia baru. Setiap jaman membuat sejarah setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi

Dengarkan. yang saat ini memusuhi kita ,akan berkuasa hanya untuk sementara waktu.Tanahnya kering padahal di pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang kerbau kosong. Nah di situlah sebuah negara akan pecah, pecah oleh kerbau bule, yang digembalakan oleh orang yang tinggi dan memerintah di pusat kota, semenjak itu, raja-raja dibelenggu. Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita hanya jadi orang suruhan. Tapi kendali itu tak teras sebab semuanya serba dipenuhi dan murah seta banyak pilihan.
Semenjak itu, pekerjaan dikuasai oleh monyet. Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang ilang dulu semakin banyak yang terbongkar. Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, banyak yang akan dicuri bahkan dijual. Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman sudah berganti. Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah.

Yang emerintah bersembunyi, pusat kota kosong, kerbau bule kabur. Negara pecahan diserbu monyet. Keturunan kita enak tertawa, tapi tertawa yang terpotong, sebab ternyata, pasar habis oleh penyakit, sawah habis oleh penyakit. Semuanya diserbu oleh penyakit.Keturunan kita takut oleh segal yang berbau penyakit. Semua alat digunakan untuk menyembuhkan penyakit sebab sydah semakinparah. Yang mengerjakan masih bangsa sendiri. banyak yang mati kelaparan. Semenjak itu keturunan kita banyak yang berharap bisa bercocok tanam sambil sok thu membuka lahan, mereka tidak sadar bahwa jaman sudah bergantu cerita lagi

Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur, Riuh seluruh bumi. Sementara di sini? Ramai oleh perang, salaing menindas antar sesama. Penyakit bermunculan disana sini. Lalu keturunan kita mengamuk. Mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan teman, yang jelas-jelas teman dijadikan musuh, hanya karena dirusak sarangnya seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi, ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah orang sebrang.

Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan penguasa dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan penguasa. Penguasa baru susah dianiaya. Semenjak itu berganti lagi jaman ganti jaman ganti cerita. kapan? tidak lama, setelah bulan muncul di siang hari disusul oleh lewatna komet yang terang benderang. Di bekas negara kita ,  berdiri lagi sebuah negara. Negara di dalam negara dan pemimpinna bukan keturunan Padjadjaran.

Lalu akan ada penguasa, tapi penguasa yang mendirikan benteng yang tidak boleh dibuka, yang mendirikan pintu tidak boleh ditutup, membuat pancuran ditengan jalan, memelihara elang dipohon beringin. Memang penguasa buta. Bukan buta pemaksa tetapi buta tidak melihat, segala penyakit dan penderitaan, penjahat juga pencuri menggerogoti rakyat yang sudah susah. Sekalinya ada yang berani mengingatkan, yang diburu bukanlah penderitaan itu semua tetapi orang yang mengingatkannya. Semakain maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya iti sendiri. Wajar saja bila kolam semuanya mengering, pertanian semuanya poso, bulir padi banyak yang diselewengkan, sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar kebelinger.

Pada saat itu datang pemuda berjanggut, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar keblingger, maunya menang sendiri, Meraka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda berjanggut ditangkap, dimasukkan penjara. Lalu mereka sengaja membuat permusuhan.

Waspadalah. sebab mereka nanti akan melarang untuk menceritakan Padjadjaran. Sebab takut ketahuan, bahwa mereka yang jadi gara-gara selama ini. Penguasa yang buta, semakin hari semakin berkuasa melebihi kerbau bule, mereka tidak sadar jaman manusia sudah dikuasai oleh kelakuan hewan.Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri, Kapan waktunya?
Nanti, saat muncul anak gembala. di situ akan banyak huru hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara, yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar. Dipimpin oleh pemuda gendut. Sebabnya bertengkar memperebutkan tanah. Yang sydah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.

Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari anak gembala, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi pemuda gembal sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi membawa lahan baru di Lebak Cawene.
Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan, jaman akan berganti lagi, tapi nanti. Setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-pangil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati

Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu?
Nanti juga kalian tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala

silahkan pergi, ingat jangan menoleh ke belakang

0 komentar:

Posting Komentar